MENAMBAH WAWASAN, SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN TANPA MENGHILANGKAN HIBURAN


Breaking News

Wednesday 1 February 2017

MAKALAH KEPEMIMPINAN KERJASAMA TIM



Tugas Kelompok
MAKALAH KEPEMIMPINAN

“KERJASAMA TIM”


Dosen Pengampu Drs.Asri Lubis, S.T.,M.Pd.



 

 
Hasil gambar untuk unimed

  
OLEH :
Kelompok VI:
1.      Afif Ma’ruf Yulfriza
2.     Efraim Maranata Sembiring
3.     Elsa Meirin R. Simanjuntak
4.     Ratna Wati Situmorang
5.     Devi Oktavia Elna BR L Tobing

FAKULTAS TEKNIK
PRODI D3 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA 2016- 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan.

Dalam setiap ilmu, akan lebih baik apabila dapat memeberikan sumbangsih yang positif bagi semua pihak. Berkenaan dengan hal tersebut dan sebagai upaya peningkatan mutu di bidang perekonomian agar dapat berjalan beriringan dan tidak ada yang dirugikan, maka dari itu juga penulis termotivasi untuk menulis makalah mengenai ‘Kerjasama Tim’, yang nantinya dapat dijadikan sebuah telaah pustaka untuk ilmu terapan dalam hubungannya dengan perekonomian.

Banyaknya uluran tangan, bimbingan, motivasi, fasilitas dan kesempatan, serta kerjasama yang terjalin dengan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Karena itu penulis ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi dan rasa terimakasih yang tulus kepada :
1.       Bapak Drs.Asri Lubis, S.T.,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan
2.       Teman-teman penulis yang telah memberikan masukan, bantuan serta dorongan dan semangat sehingga terselesaikannya makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknik penulisannya. Untuk itu penulis terbuka dalam hal kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat meningkatkan kualitas penulisan berikutnya.
Akhir kata, semoga makalh ini dapt bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan kita terkait dengan Kepemimpinan..


                                                                                                Medan, 24 November 2016

Penulis


            I                                  



DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….....................

1.       Latar Belakang…………………………………………………….

2.       Rumusan Masalah………………………………………………….


BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………
2.1     Pengertian Kerjasama Tim dan Kinerja Karyawan……………….                      
2.2      Kerja Sama Tim Terhadap Kinerja Karyawan……………………
2.3      Model Efektifitas Tim Kerja………………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………

3.2 Saran…………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA  …………………………………………………….
I

II

1

1

2


3
3

9
9


15

15

16

17



II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
            Secara umum Evaluasi kinerja menjelaskan mengenai suatu proses umpan balik atas kinerja yang lalu dan mendorong adanya produktivitas di masa mendatang. Dalam era globalisasi telah menuntut adanya perubahan yang sangat cepat dan menyebabkan adanya pergeseran pemikiran yang kompleks di segala bidang. Untuk itu perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar dapat memenangkan persaingan, minimal untuk mempertahankan operasi perusahaan. Salah satu keunggulan kompetitif yang penting bagi perusahaan adalah karyawan perusahaan. Karyawan perusahaan merupakan penggerak operasi perusahaan, sehingga jika kinerja karyawan perusahaan baik, maka kinerja perusahaan juga akan meningkat.
            Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998 :15). Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
            Pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Kinerja para karyawan akan meningkat apabila mereka terlibat secara aktif dan ikut berpartisipasi dan menjadi bagian tim dalam proses kegiatan pada unit organisasi dimana mereka bekerja. Dengan adanya partisipasi, karyawan tahu benar mengenai apa yang harus dikerjakan berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan.
            Kinerja karyawan akan meningkat bila didukung oleh penerapan sistem manajemen kinerja dan sistem pengembangan karir yang baik dan efektif serta penerapan kerjasama tim karyawan. Untuk untuk mengetahui pengaruh Kerjasama Tim dalam meningkatkan kinerja karyawan, makalah ini penulis mengambil tema :  “Kerjasama TIM“



                   1
1.2. Rumusan Masalah
1.   Bagaimana Pengaruh Kerjasama Tim .
2.   Bagaimana Karakteristik teamwork yang  efektif dalam meningkatkan kinerja.

























2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KERJASAMA TIM DAN KINERJA KARYAWAN
A. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian Performance. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998 :15). Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot..
1.   Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
2.   Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.
3.   Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
4.   Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.

3
5. Menurut Barry Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.
6.   Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “ merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
7.   Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.
8.   John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.











4



B. Pengertian Kerjasama TIM
1. Pengertian Kerjasama TIM
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
Perbedaan antara kelompok dan tim
KELOMPOK
TIM
♠ Memiliki pemimpin yang ditunjuk
♠ Akuntabilitas individual
♠ Tujuan kelompok dan organisasi sama
♠ Hasil kerja individual
♠ Mengadakan pertemuan – pertemuan efisien
♠ Efektifitas secara tidak langsung diukur oleh pengaruh bisnis
♠ mendiskusikan, memutuskan, mendelegasikan pekerjaan untuk para individu
♠ Berbagi peran kepemimpinan
♠ Akuntabilitas mutual dan individu
♠ Visi atau tujuan khusus tim
♠ Hasil kerja kolektif
♠ Pertemuan – pertemuan mendorong diskusi terbuka
♠ Efektifitas secara langsung diukur dengan menilai kerja kolektif
♠ mendiskusikan, memutuskan, berbagi pekerjaan
JENIS TIM
a.   Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim horizontal.


5
b.   Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim komando. Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi bersama para anggota.
c.  Tim Horizontal
Tim horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang hamper sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim horizontal yang paling umum adalah angkatan tugas dan komite.
1.      Angkatan tugas adalah kelompok karyawan dari departemen – departemen berbeda yang dibentuk untuk menangani aktifitas tertentu dan hanya bertahan sampai tugas itu selesai.
2.      Komite biasanya berumur panjang dan mungkin merupakan bagian permanen dari struktur organisasi. Komite memberikan keuntugan yaitu: memungkinkan para anggota organisasi untuk bertukar informasi, menghasilkan saran – saran untuk mengoordinasi unit – unit organisasional yang diwakilkan, mengembangkan berbagai ide dan solusi baru untuk masalah – masalah organisasional yang ada, dan membantu perkembangan berbagai praktik dan kebijaksanaan organisasional yang baru.
d.   Tim dengan Tujuan Khusus
Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi formal untuk mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus. Tim dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi formal dan memiliki struktur laporannya sendiri.
e.   Tim dengan Kepemimpinan Mandiri
Tim yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya adalah karyawan untuk mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi dll.
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri atas 5 sampai 12 karyawan per jam dari departemen yang sama yang dengan sukarela bertemu untuk mendiskusikan cara – cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim pemecahan masalah biasanya merupakan langkah pertama dalam langkah perusahaan menuju partisipasi karyawan yang lebih besar. Seiring dengan bertambah dewasanya perusahaan, tim pemecahan masalah berangsur – angsur berkembang menjadi tim dengan kepemimpinan mandiri.
6
Kepemimpinan mandiri biasanya terdiri dari 5 sampai 20 pekerja dengan lebih dari satu keterampilan yang menggilir pekerjaan untuk menghasilkan produk atau layanan yang menyeluruh atau setidaknya satu aspek menyeluruh atau bagian dari sebuah produk atau layanan. Ide pokoknya adalah bahwa tim – tim itu sendiri, dan bukan para manajer atau supervisor, bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, membuat keputusan, mengawasi kinerja mereka sendiri, dan mengubah perilaku kerja mereka seperti yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan menyusuaikan diri terhadap kondisi – kondisi yang berubah.
Tim dengan kepemimpinan mandiri merupakan tim permanen yang secara khusus meliputi elemen – elemen berikut ini :
        Tim mencakup para karyawan yang memiliki beberapa keterampilan dan fungsi, dan keterampilan – keterampilan yang dikombinasikan sudah cukup untuk mengerjakan tugas organisasional yang besar.
        Tim diberi akses menuju sumber – sumber daya seperti informasi, peralatan, mesin dan persediaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh tugas.
        Tim diberi kekuasaan dengan otoritas pembuatan keputusan yang berarti bahwa para anggota memiliki kebebasan untuk memilih anggota baru, memecahkan masalah, menghabiskan uang, mengawasi hasil, dan merencanakan masa depan.
f.    Tim di Lingkungan Kerja yang Baru
Dua jenis tim yang semakin sering digunakan adalah tim virtual/maya dan tim global
1.   Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang strategis tertentu.
2.   Tim global adalah tim kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota – anggota dengan kebangsaan yang berbeda yang aktifitasnya menjangkau banyak Negara. Tim global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim interkultiral yang para anggotanya berasl dari berbagai negara atau budaya yang berbeda dan bertemu dengan berhadapan secara langsung, dan tim global virtual yang para anggotanya tinggal di lokasi yang terpisah di seluruh penjuru dunia dan melaksanakan pekerjaan mereka dengan bantuan teknologi elektronik.                                     7
KAREKTERISTIK TIM
a.   Ukuran
Secara umum, ketika ukuran tim meningkat, akan lebih sulit bagi setiap anggota untuk dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Ukuran kelompok mengusulkan hal hal berikut ini :
1.   Tim kecil ( 2 sampai 4 anggota ) menunjukan lebih banyak persetujuan, mengajukan lebih banyak pertanyaan, dan bertukar lebih banyak opini. Merek cenderung bersikap informaldan tidak banyak menuntut pemimpin.
2.   Tim besar cenderung memiliki lebih banyak perselisihan pendapat dan perbedaan opini. Karena kurangnya kepuasan dihubungkan dengan tugas yang dispesialisasikan serta komunikasi yang buruk, para anggota tim memiliki sedikit kesempatan untuk berpatisipasi dan merasakan keakraban kelompok.
b.   Peran Anggota
Orang – orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan waktu dan energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
        Memprakarsai ide
        Memberikan opini
        Mencari informasi
        Meringkas
        Memberi semangat
Orang – orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung kebutuhan emosional para anggota tim dan membantu menguatkan kesatuan social. Mereka memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
        Mendorong
        Berpadu
        Mengurangi Ketegangan
        Mengikuti
        Berkompromi


8
c.   Kekompakan Tim
Kekompakan tim didefinisikan sebagai sejauh mana para anggota tertarik pada tim dan termotivasi untuk tinggal didalamnya. Faktor – faktor yang menentukan kekompakan tim :
1.      Interaksi tim. Hubungan yang lebih baik antara anggota tim dan semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, semakin kompak tim tersebut.
2.      Konsep tujuan yang sama. Anggota tim sepakat dengan tujuan dan menjadikan lebih kompak
3.      ketertarikan pribadi terhadap tim. Para anggota memiliki sikap dan nilai yang serupa
dan senang berkumpul.

2.2 KERJA SAMA TIM TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Orang bisa mencapai sukses jika didukung dan mendukung orang lain. Intinya, sukses bisa diraih melalui kerja sama tim. Siapa pun yang telah mencapai sukses pasti menyadari hal ini. Tetapi, tentu saja tim yang dimaksud di sini bukanlah sembarang tim, tetapi tim yang efektif. Kerjasama tim seperti kemampuan yang harus terus diasah. Tidak ada artinya karyawan berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa bekerja sama dalam tim. Dua hal tersebut seperti satu paket.
2.3 Model Efektifitas Tim Kerja
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim. Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma – norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif.

9
1. CIRI-CIRI TIM YANG EFEKTIF :
a.   Tujuan yang sama.
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.
b.   Antusiasme yang tinggi.
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.
c.   Peran dan tanggung jawab yang jelas.
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
d.   Komunikasi yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).                                                                                                                                                              10
e.   Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
f.    Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
g.   Keahlian.
Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi.


11
h. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting. Ingin sukses? Jangan lupa membantu anggota tim Anda untuk sukses. Jika mereka sukses, maka mereka pun akan menjadi tim sukses yang mendukung Anda
C.   Pengaruh Kerjasama Tim dan Partisipasi terhadap Kinerja Karyawan
Tim adalah sebuah sistem yang unik, yaitu setiap tim bagaikan sistem yang berbeda-beda. Tim merupakan kumpulan orang yaitu bagaikan komponen dalam satu sistem. Sedangkan partisipasi (peran serta) karyawan merupakan sebuah proses dimana individu mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dalam sebuah institusi, program, dan lingkungan yang mempengaruhi mereka. Sehingga dengan peranserta karyawan dalam tim akan dapat meningkatkan kinerjanya.
Dari penjelasan tentang kerjasama tim dan partisipasi dalam peningkatan kinerja karyawan, agar tim dapat lebih berhasil hendaklah tiap karyawan dapat memahami hal berikut ini :
1.            Proses pengenalan tuntas antar anggota tim.
2.            Proses pemahaman yang mendalam antar anggota dalam tim.
3.            Pembentukan ikatan hati sesama tim.
4.            Membangun perasaan sehidup semati atau senasib sepenanggungan dalam tim.
5.            Strategi mengatur satu tim efektif.
6.            Kinerja tim efektif.
7.            Komponen anggota tim yang efektif.
8.            Membangun tim yang efektif dan produktif.
12
9.            Motivasi dalam tim.
10.        Pemanfaatan kekuatan individu dalam tim.
11.        Menentukan target, program dan tujuan bersama.
12.        Kepemimpinan dalam tim.
13.        Membangun norma dan aturan main tim.
14.        Membangun komunikasi dan hubungan antar tim.
15.        Membangun pengaruh kepada anggota tim.
16.        Mengelola konflik dalm tim.
17.        Proses kreatif dalam tim.
18.        Proses pengambilan keputusan : konsensus, kebersamaan, dan efektivitas-efisiensi.
19.        Pertemuan dan rapat tim.
20.        Membangun hubungan sosial intern atau antartim.
Karakteristik teamwork efektif dalam meningkatkan kinerja.
Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dan partisipasi dalam menghasilkan kinerja secara luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan.
1.       Prinsip, Tujuan dan Sasaran
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya prinsip, tujuan, dan sasaran yang jelas, sehingga secara sadar anggota tim disatukan oleh kebersamaan misi dan membangun komitmen bersama. Semua anggota tim mengerti dan menyetujui tujuan serta sasaran tim.
2.       Keterbukaan dan Konfrontasi
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya keterbukaan dan saling mempercayai antar anggota tim. Semua anggota mendapatkan informasi yang sama dari akses yang sama pula, serta dapat berkomunikasi dengan lancar dan jelas. Anggota tim bebas untuk mengeluarkan ide-idenya. Eksperimen dan kreativitas selalu digiatkan, anggota lainnya wajib untuk menolong anggota bersangkutan, jika memang ide tersebut logis dan berguna.
3.       Dukungan dan Kepercayaan
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya dukungna dan kepercayaan antar seluruh anggota tim dengan baik. Pemimpin tidak akan dapat menyelesaikan program dan kegiatan sendiri. Dukungan dan kepercayaan anggota tim sangat diperlukan.                                                                                                                                                                                                         13
4.       Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya kerjasama, komunikasi dan konflik. Komunikasi adalah link antar sesama anggota kelompok, sehingga keberadaanya sangat penting. Kemampuan menggunakan komunikasi yang efektif dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada. Harus mampu membuat konflik yang tidak merusak keutuhan tim. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan jalan konsensus, bersifat konstruktif, dan menerapkan pendekatan menang-menang (win-win approach).
5.       Prosedur kerja dan keputusan yang layak
Tim akan efektif mencapai tujuan, ketika anggota selalu mendukung keputusan serta menjalankan prosedur dan pengawasan yang dibuat bersama-sama. Dalam tim diperlukan pemahaman peran, tanggung jawab, dan keterbatasan otoritas masing-masing.
6.       Kepemimpinan yang layak
Kepemimpinan diri (personal leadership) adalah yang lebih utama, dibanding menuntut pemimpin formal yang qualified dalam kelompok. Tim perlu menyediakan pemimpin yang dilandasi prinsip yang kuat dan mencukupi kebutuhan.
7.       Review Kerja dan Program secara Reguler.
Tim yang efektif harus selalu mengevaluasi fungsi dan proses yang sudah dilakukan secara reguler. Tim efektif mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan baik.
8.       Pengembangan Individu.
Tim akan bekerja efektif jika selalu mengelola peningkatan penghargaan individu. Kegiatan tim tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga pada proses dan isi.
9.       Hubungan antar kelompok (sosial).
Tim akan efektif jika memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan, baik dengan para atasan (melobi), dengan tim lain (sosialisasi dan share) serta lingkungan perusahaan (adaptasi). Kurang kerja sama dengan kelompok lain akan menyebabkan kerja samanya kurang menggairahkan.
10.    Ikatan hati secara sinergi.
Tim akan efektif jika sesama anggotanya memiliki ikatan hati dengan baik, bahkan secara sinergi mempunyai tanggung jawab moral untuk saling menasihati dan mencapai keberhasilan bersama.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Kerjasama Tim”, maka pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil kajian pustaka dan teori yang telah dilakukan di bab terdahulu dalam laporan ini.
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.   Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
2.   Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dan partisipasi dalam menghasilkan kinerja secara luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan.
        Prinsip, Tujuan dan Sasaran
        Keterbukaan dan Konfrontasi
        Dukungan dan Kepercayaan
        Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
        Prosedur kerja dan keputusan yang layak
        Kepemimpinan yang layak
        Review Kerja dan Program secara Reguler.
        Pengembangan Individu.
        Hubungan antar kelompok (sosial).
        Ikatan hati secara sinergi.

6.   Kerja sama tim yaitu ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut sekaligus terlibat dalam pengambilan keputusan merupakan kemampuan yang harus terus diasah dan masih terdapat ruang untuk perbaikan. Tidak ada artinya karyawan berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa bekerja sama dalam tim dan terlibat aktif dalam berpartisipasi di kegiatan organisasi.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     15
3.2. Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis sampaikan, penulis mencoba memberikan beberapa saran :
1.    Dalam upaya untuk peningkatan pekerjaan maka perlu kerjasama tim. Untuk membangun tim yang baik, maka perlu ada ikatan hati antar anggotanya dengan akidah dan nilai-nilai transendental, sehingga sangat penting membangun visi dan misi bersama dalam tim.






















16
                                                            DAFTAR PUSTAKA
























17

No comments:


Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini
Cpx24.com CPM Program

Artikel Menarik Lainnya

Copyright © 2017 | Designed By Afif Ma'ruf Yulfriza